Merdeka Belajar Sebagai Modal Pembangunan Indonesia

Merdeka Belajar Sebagai Modal Pembangunan Indonesia

Dipublikasikan pada 30 Aug 2020

YUNI ERVIANA SMK YP 17 PARE KAB. KEDIRI Dalam rangka Lomba Jurnalistik Siswa Indonesia (LJSI) Kemdikbud

Merdeka Belajar Sebagai Modal Pembangunan Indonesia

Saat ini adalah masa tersulit yang harus dilalui bersama, yang mana hampir seluruh negara dunia termasuk Indonesia harus mengadaptasikan diri terhadap  kebijakan baru di era ini. Sejarah Indonesia tentu akan mengingat betapa besar pandemic covid-19  menyerang benteng pertahanan yang telah dibangun selama ini. Aktivitas kehidupan seolah lumpuh, termasuk bidang pendidikan yang sejatinya adalah modal pembangunan dan pertahanan negara. Kesulitan dan kemelaratan semakin merebak di mana- man, bertambah pula dengan keluhan yang terdengar dari masyarakat sekeliling kita.  Pandemi semacam ini tentu tidak akan mendapat sambutan hangat  dimanapun berada. Namun mengelak atau melarikan diri adalah dua  hal yang mustahil untuk dilakukan.  Lantas apa yang harus kita lakukan bersama? Menyikapinya dengan berlapang dada serta usaha sepertinya adalah langkah terbaik dan bijaksana yang dapat dilakukan, sembari mengingat-ingat kesalahan diri  dengan tujuan menemukan kebaikan dibalik pandemi yang sedang terjadi. Masa sekarang adalah masa dimana seluruh dunia bukan hanya di Indonesia saja dapat kita ketahui bahwa kita semua diuji dalam hal apapun.Meski di masa pandemi seperti ini kita harus tetap mengasah kreativitas kita. Masa belajar yang sedemikian kita lakukan seperti biasa, itu sekarang berbeda pada masa sebelumnya.Semua sekolah diliburkan mulai dari PAUD, TK, SD,SMA,MA,SMK mereka melakukan pembelajaran lewat daring. Sekolah saya juga sedemikian rupa, teman-teman saya mengeluh karena tidak paham dengan pembelajaran lewat daring ini. Tapi mau bagaimana lagi, dimasa pandemi ini kita harus mengerti. Bukan hanya negara kita yang mengalami masalah seperti ini. Negara lain pun juga merasakan hal yang sama. Tidak mengeluh tetap bersyukur mungkin itu yang menjadi penyemangat untuk diri kita sendiri.Kejadian yang dialami pada saat ini pasti adahikmahnya suatu hari nanti. Pandemi ini akan tetap terjadi hingga batas waktu yang tidak kita ketahui. Berbagai dampak dari peristiwa ini telah kita rasakan, seperti banyaknya keluhan mengenai pola pembelajaran yang dilakukan dalam jaringan, yang disebut-sebut menghasilkan suatu pembelajaran yang tidak efektif. Materi yang disampaikan kurang terampu oleh kemampuan siswa yang beragam. Kemudian timbul permasalahan baru yang berasal dari keluarga dengan  kondisi ekonomi yang kurang memadai yaitu seperti adanya rasa terbebani untuk pembelian paket kuota  internet, yang mana dalam situasi seperti ini, paket kuota internet seakan menjadi kebutuhan primer dalam pembelajaran. Bagaimana tidak? Uang dengan nominal Rp.100.000 atau lebih harus dikeluarkan setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan belajar. Tentu kita tahu angka ini tidaklah besar bagi mereka yang berada dalam kondisi ekonomi menengah ke atas. Namun hal ini sangatlah berbeda bagi mereka yang bekerja sebagai penarik becak, pemulung, buruh tani, pembenah LPG dan beberapa diantaranya. Mereka tentu tidak dapat serta merta memberikan uang tersebut.  Berdebat dengan kondisi seperti ini tentu tidak akan mendatangkan banyak manfaat. Berdebat mengenai keefektifan pembelajaran dalam jaringan tentu tidak akan ada titik akhirnya. Maka sebaiknya kita segera mengikuti kebijakan baru yang telah dipertimbangkan dengan matang oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dipimpin  Bapak Nadiem Anwar Makarim. Merdeka Belajar  adalah program yang sedang dibicarakan saat ini. Kata “Merdeka” memiliki arti bebas, dan tidak ada paksaan. Dengan adanya program ini diharapkan setiap orang  khususnya siswa/pelajar/mahasiswa memiliki kesadaran akan pentingnya belajar bagi peningkatan kapasitas diri sehingga mereka tidak merasa dipaksa untuk memelajari setiap hal, namun berasumsi kepada diri mereka sendiri bahwa belajar adalah kebutuhan hidup dan dengan tidak belajar, berarti  mereka mematahkan hidupnya sendiri. Melalui program “Merdeka Belajar” kita bisa memahami bahwa belajar tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas. Namun yang perlu dipahami adalah bahwa setiap tempat yang kita jejaki dapat mendatangkan pengetahuan bagi diri kita. Menurut Bapak Nadiem Anwar Makarim, konsep merdeka belajar dapat mendorong terciptanya suasana belajar yang bahagia  tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai.  Dengan konsep baru ini, diharapkan muncul peluang-peluang bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Konsep ini juga akan memberikan tantangan kepada sekolah beserta komponen didalamnya untuk mengevaluasi diri mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.  Mungkin yang menjadi penghambat salah satunya adalah tidak semua anak itu mempunyai handphone atau laptop. Orang tua juga akan mengeluh dengan hal ini, karena kemungkinan besar setiap bulan harus menjatah anaknya dengan membelikan paket data untuk mengerjakan soal yang diberikan.Orang tua saya juga mengalami hal yang sama setiap bulan memberikan uang kepada saya sebesar Rp 45.000 untuk membeli paket data. Dalam 1 bulan tidak cukup hanya dengan uang Rp 100.000 itu saja bisa lebih. Ini sangat memberatkan para orang tua, kalau tidak ada kuota internet tidak bisa mengerjakan tugas.Kalau orang tua tidak punya uang untuk membelikan kuota, kan harus menunggu orang tua punya uang dulu. Tapi nanti kasihan anaknya jika pada akhirnya tugas itu menumpuk banyak. Jika orang tua bisa memilih orang tua akan lebih memilih sekolah dengan tatap muka. Karena mereka pikir anak-anak mereka lebih memahami bertatap muka dari pada pelajaran jarak jauh seperti ini. Selagi bisa menjaga kesehatan dan mematuhi protokol yang di terapkan seperti memakai masker, cuci tangan, memakai HandSanitizer. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud ) Nadiem Makarim memberikan program pembelajaran baru bagi sekolah. Merdeka Belajar adalah program pembelajaran saat ini yang sedang dibicarakan. Pada tahun ini pembelajaran akan berbeda, yang biasanya didalamkelas sekarang berbeda dengan memulai pembelajaran diluar kelas.Menurut Pak Nadiem Makarimkonsep merdeka belajar mendorong keinginannya menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai.Konsep ini memberikan peluang bagi siswa-siswi karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda. Dilansir dari kompas.com pada acara rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota di Jakarta 11 Desember 2019 Nadiem Makarim menjelaskan ada empat program pembelajaran. Pertama adalah Ujian Nasional (UN) yang akan diganti dengan Asesmen Kompetinsi Minimum dan Survei karakter. Kedua adalah Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) itu akan diserahkan oleh pihak sekolah. Ketiga adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menyederhanakan administrasi. Keempat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi akan diperluas. Dilansir dari Wikipedia merdeka belajar dibuat Pak Nadiem Makarim bukan tanpa alasan. Pasalnya penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2019 menunjukkan hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah; untuk bidang matematika dan literasi, Indonesia menduduki posisi ke-74 dari 79 Negara. Maka dari itu merdeka belajar akan diterapkan di Indonesia agar generasi muda dapat mengasah kemampuannya.  Belajar adalah suatu hal yang wajib dilakukan bagi setiap orang yang menginginkan kondisi kehidupan yang lebih baik. Mempelajari berbagai hal yang positif tentu akan mendatangkan suatu kebaikan bagi diri sendiri. Ibarat berkata, jika manusia ingin hidup, maka harus makan. Jika manusia menginginkan kebahagiaan hidup, maka harus belajar. Dengan belajar berarti kita telah membangun pondasi hidup yang baik. Dengan belajar pula, kita akan membantu Indonesia menjadi negara maju. Inilah yang diharapkan oleh negara, dengan memprioritaskan pendidikan Indonesia. Generasi muda di seluruh Indonesia harus memiliki semangat untuk  meningkatkan kreatifitasnya dan keluar dari zona nyaman mereka. Inilah yang akan menjadi pertanda bangkitnya pendidikan di Indonesia dan bangkitnya pembangunan kita. Berani bermimpi dan mewujudkannya adalah cita-cita mulia yang harus dimiliki, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional. Pada saat ini pembelajaran  tatap muka memang tidak sedang dijalankan, namun hal ini tidak dapat dikambinghitamkan sebagai alasan untuk berhenti semangat, belajar dan berusaha mengejar cita dan asa, akan tetapi hal ini harus dijadikan sebagai batu pijakan agar kita dapat melompat lebih jauh untuk mengejar apa yang kita impikan.  Pandemi ini mengakibatkan keterlambatan dalam beberapa hal termasuk pendidikan. Proses belajar yang semula berlangsung secara tatapan muka, kini telah beralih dengan metode online. Dengan menerapkan konsep merdeka belajar, siswa diberikan hak sepenuhnya terhadap alat komunikasi yang mereka gunakan untuk proses belajar. Mereka dapat mengakses sumber belajar  yang diperlukan. Tidak hanya sebatas itu, siswa juga dimudahkan mengakses berbagai situs  untuk meningkatkan skill atau kemampuan diri yang dapat digunakan kedepannya. Di lain sisi, siswa juga harus memiliki kesadaran mengenai batas waktu dalam penggunaan alat komunikasi tersebut. Karena kita tahu bersama, bahwa dampak positif dan negative selalu erat mengeliling para pengguna alat komunikasi seperti gadget, handphone, laptop dan computer.  Ini merupakan dua hal yang harus kita waspadai, dikarenakan tidak sedikit orang yang telah berlebihan atau terobsesi dalam penggunaannya. 

Sekolah sebenarnya bisa dibuka tapi itu tergantung sekolahnya, pihak sekolah sudah siap apa belum untuk membuka kembali. Jika orang tua masih resah dengan adanya virus ini, maka pihak sekolah juga tidak memaksa kalau anak-anak harus masuk sekolah.Sekolah yang dibuka itu termasuk dalam zona kuning atau resiko rendah virus corona, sekolah akan dibuka secara bertahap. Pembukaan kembali sekolah pasti didasari dengan banyaknya kendala dan mungkin akan ada tantangannya.Jika belum siap untuk dibuka atau masih ada rasa was-was maka tidak ada paksaan. Pembelajaran jarak jauh ini ada juga sisi positifnya untuk saya dan juga mungkin untuk kalian semua. Siswa-siswi bisa mengasah kreativitas dan kemampuan yang ada dalam dirinya. Setiap masing-masing siswa itu memiliki kemampuan dan keterampilan yang berbeda. Dari sini kita bisa tau bahwa itulah kemampuan kita yang sebenarnya. Siswa agar lebih mandiri untuk menghadapi setiap soal yang diberikan. Agar setiap siswa membentuk karakternya masing-masing. Mereka juga akan lebih menghargai waktu, dan mengerti akan berharganya waktu. Tapi dalam sistem pembelajaran online ini ada hal yang menjadi penghambat untuk seluruh rakyat Indonesia. Mungkin tidak semua akan terjangkau oleh sinyal, tidak semua orang berkecukupan. Banyak yang kesulitan untuk mengerjakan tugas karena tidak ada penjelasan dari guru. Saya saja kalau tidak mengulangi membaca itu tidak mengerti apa yang dimaksud. Tapi pastinya ada min plusnya, cuman bagaimana cara kita menyikapi hal ini. Hal yang sama dialami oleh teman saya, yang berbeda sekolahdengan saya. Merasakan hal yang sama itu pastinya, tapi kita selalu bahagia dalam hal ini. Tidak hanya siswa-siswi yang ikut pusing dalam masalah ini, tapi juga para bapak ibu guru yang memikirkan bagaimana cara pelajaran tetap dimulai. Mereka memberikan ilmu dengan cara yang berbeda, dengan tidak bertatap muka. Pengalaman yang mungkin tidak akan pernah mereka lupakan. Untuk pertama kalinya hal ini dialami dalam hidup mereka.Perjuangan mereka dalam hal ini sangatlahberarti, mereka tetap memberikan ilmu meski dalam kondisi seperti ini.  Para orang tua juga ikut pusing dalam masalah ini. Didesa saya para wali murid mengeluh karena bingung mau bagaimana mengajari anaknya. Apalagi anaknya itu masih dimasa PAUD ataupun TK itu akan bertambah rumit untuk para orang tua. Para guru juga tidak bisa fokus dengan satu siswa saja karena siswa tidak hanya satu dua saja tapi ratusan orang. Kita juga harus mengerti satu sama lain, itulah pilihan kita saat ini. Mulai saat ini kita harus membangkitkan semangat siswa Indonesia untuk belajar meski cara yang berbeda. Terlalu berpatokan pada nilai-nilai tertentu kita tidak dapat mengetahui potensi para siswa dalam satu persatu. Terdapatnya inovasi baru dalam kebijakan Pembelajaran saat ini memberikan banyak sekali peluang bagi siswa untuk mengasah kemampuan. Tapi juga akan membebanipara siswa karena kita kan belajar mencari ilmu, tidak bisa kalau dengan berdiri sendiri. Guru yang harusnya mendampingi dan memberikan pengajaran bagi siswanya. Pembelajaran saat ini mungkin akan memberikan dampak bagi setiap siswa. Tapi akan juga bermanfaat bagi siswa. Para guru Indonesia diajak untuk melakukan perubahan kecil bagi siswanya. Dengan mengingat pentingnya kemerdekaan belajar itu. Mungkin yang saat ini adalah “Merdeka belajar dan Guru penggerak”. Agar semuanya bahagia mulai dari guru, siswa, dan orang tua itu tidak terlalu dibebani oleh segala hal apapun.Merdeka belajar dan Guru penggerak harus menjadi satu dalam hal ini. Setiap anak yang dilahirkan kedunia ini pasti memiliki keistimewaan.Disini tugasnya harus menjadi pendidik yang bisa menjadi teman bukan menjadi lawan. Agar menyenangkan dalam proses belajar. Agar mereka bisa mendapatkan apa kemampuannya, pendidik bisa membantu mereka dengan hal yang berbeda.

Copyright © 2021 - SMK YP 17 Pare